Menikmati Liburan di Turki dengan Harga Murah: Mata Uang Lira Anjlok!

Cerita NusantaraRecep Tayyip Erdogan kembali menjabat sebagai presiden Turki untuk periode ketiga, sementara mata uang lira terus merosot nilainya. Namun, adakah keuntungan bagi para wisatawan yang ingin berlibur ke Turki? Kabarnya, liburan ke Turki menjadi semakin terjangkau!

Nilai tukar mata uang lira Turki terus mengalami penurunan belakangan ini. Pada Senin (29/5), 1 lira Turki hanya setara dengan Rp 744, dibandingkan dengan bulan Juni tahun lalu yang mencapai Rp 862 untuk 1 lira Turki.

Situasi ini membuat minat wisatawan mancanegara semakin meningkat untuk mengunjungi Turki. Kelemahan nilai tukar lira tentu saja menguntungkan bagi para wisatawan asing, karena mereka dapat memperoleh keuntungan lebih saat bertukar mata uang.

Terlepas dari gempa dahsyat pada Februari lalu dan tantangan yang dihadapi selama Pemilu Mei 2023, Turki terus menarik minat wisatawan. Meskipun nilai tukar lira Turki telah terdepresiasi sekitar 70 persen terhadap dolar AS sejak 2022, namun sektor pariwisata negara tersebut semakin kuat. Nilai tukar yang menguntungkan semakin meningkatkan permintaan terhadap layanan pariwisata di Turki.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa Turki merupakan salah satu destinasi wisata yang populer. Menurut seorang pemandu wisata berbasis di Ankara, Elcin Yildiz, wisatawan asing yang mengunjungi Turki berasal dari berbagai negara seperti Rusia, Jerman, Inggris, dan beberapa negara Asia.

Meskipun Rusia telah dikenakan sanksi oleh Barat sebagai akibat dari invasi Ukraina pada tahun sebelumnya, Turki tetap menjadi salah satu negara yang masih bisa dikunjungi oleh wisatawan Rusia.

Menurut laporan The Arab Weekly, Pemerintah Turki berharap pariwisata akan bangkit dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan pada tahun ini. Pada tahun 2022, jumlah wisatawan asing yang datang ke Turki naik 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 44,56 juta orang, meskipun masih di bawah rekor tahun 2019 sebesar 45,06 juta orang sebelum terjadi pandemi.

Sektor pariwisata merupakan salah satu penopang utama perekonomian Turki, dengan kontribusi sekitar sepuluh persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Selain itu, sekitar 1,7 juta orang atau sekitar lima persen dari total tenaga kerja di Turki bekerja di sektor akomodasi dan layanan makanan pada tahun 2022.

Dengan melemahnya nilai tukar lira Turki, harga makanan di negara tersebut menjadi lebih terjangkau dibandingkan sebelumnya. Seorang TikTokers dengan akun @clerishwijaya pernah mengunggah video tentang penurunan harga makanan di Turki jika dihitung dalam rupiah.

Misalnya, Roti Kandil Simidi hanya seharga 3 lira, sedangkan satu iris pizza hanya 15 lira atau sekitar Rp11.000. Bahkan, sepotong roti sandwich dengan isian smoke beef dapat dibeli dengan harga 7,5 lira, setara dengan Rp6.000. Jika dilihat, harga-harga tersebut tidak jauh berbeda dengan harga makanan di Indonesia.

Namun, tarif sewa hotel per malam di Turki tidak mengalami penurunan yang signifikan. Pada Online Travel Agent, harga hotel bintang di Kota Istanbul mulai dari Rp572 ribu hingga Rp3,4 juta per malam.

Sementara itu, untuk tiket pesawat sekali jalan dari Jakarta ke Istanbul, harga termurahnya untuk keberangkatan pada tanggal 1 Juni 2023 dengan Etihad Airways adalah sekitar Rp12,2 juta.

Pemerintah Turki menargetkan pendapatan pariwisata sebesar 56 miliar dolar AS tahun ini. Harapan ini tinggi karena banyak wisatawan yang tertarik dengan harga yang lebih terjangkau saat berkunjung ke Turki.

“Depresiasi nilai tukar lira Turki dan inflasi di pasar Eropa, terutama di Inggris, membuat Turki menjadi daya tarik bagi orang Eropa,” kata Ali Kirli, Ketua Komisi Pariwisata Marmaris, sebuah destinasi pantai Aegean yang populer.

Sumber cnnindonesia.com